Tampilan : Daftar Grid
Showing posts with label Article. Show all posts
Showing posts with label Article. Show all posts

PROSES NITRIFIKASI DALAM AQUACULTURE


Pentingnya Proses Nitrifikasi dalam Aquaculture


Dalam air disistem aquaculture, bakteri mentransformasi potensial racun dari senyawa ammoniak khususnya yang tak terionisasi untuk menjadi nitrat melalui proses nitrifikasi.
Proses tersebut memerlukan oksigen dan menurunkan keasaman  dan mempengaruhi nilai alkalinitas. Hal ini dapat terjadi pada pH rendah, tapi lebih baik lagi proses tersebut terjadi mendekati pH 8. Aerasi dan pemberian kapur secara regular dapat membantu menjaga efektifitas proses nitrifikasi.
Nitrifikasi adalah proses alami yang mengembalikan kekondisi normal yang dilakukan oleh bakteri dengan cara mengoksidasi dan mentransformasi senyawa amoniak yang potensial berracun menjadi senyawa nitrat yang tak beracun.
Proses ini sangat penting dalam budidaya tambak udang dan sistem yang menggunakan air secara sistem tertutup, dimana konsentrasi amoniak dapat mencapai tingkat yang berbahaya bagi ikan dan udang.
Proses Nitrifikasi
Proses ini dilakukan 2 tahap, pertama  oleh bakteri dari genus nitrosomonas  yang mengoksidasi ammoniak atau ammonium menjadi nitrit dan kedua oleh bakteri dari genus Nitrobacter mengoksidasi dari nitrit menjadi nitrat. Karena kerja dua jenis bakteri ini bersama, nitrit secara normal dioksidasi segera, walaupun masih kurang dimengerti secara baik, kandungan nitrit kadang-kadang ditemukan secara akumulasi didalam system akuakultur.
Ketika nitrit diabsorbsi oleh ikan dan hewan organic lainnya, yang dapat mengikat hemoglobin menjadi methemoglobin atau keracunan nitrit yang dikenal dengan nama  Brown Blood Disease. Perlu diingat proses nitrifikasi ini mengkonsumsi oksigen dan menjadi salah satu sumber menurunkan derajat keasaman air karena melepaskan ion hydrogen.
Nitrifikasi menggunakan sebagian kecil energi yang dilepaskan ketika ammonia dioksidasi menjadi nitrat dan mengurangi karbon anorganik dalam CO2 menjadi karbon organic. Nitrifikasi diantara kelompok organisme dikenal sebagai bakteri Chemoautothrophik yang dapat mengoksidasi bahan organik dengan proses non photosintesis.
Sumber ammonia
Pupuk dan pakan adalah sumber amoniak dalam sistem budidaya Persentase nitrogen dari tipe pupuk ammonium dapat dilihat pada tabel 1.
Beberapa  tidak memakai urea sebagai pupuk ammonium, tapi begitu urea dilarutkan dalam air secara cepat akan melepaskan ammonia dan karbon dioksida. Pupuk ditambak digunakan dalam jumlah kecil dan secara normal tidak sampai mencapai level yang beracun. Ammonium dari pupuk diserap oleh phytoplankton dan dikonversikan menjadi nitogen organik dalam bentuk protein. Ketika plankton mati, didekomposisi dan melepasakan ammonia
Jenis Pupuk
Nitrogen
(%)
Potensial Keasaman
(kg CaCO3/100kg pupuk)
Urea
45
161
Ammonium Nitrat
34
118
Ammonium Sulfat
20
151
Diammonium Phosphat
18
97
Ammonium Polyphosphat
13
72
Monoamonium Phosphat
11
79
Dalam proporsi kecil sebagian pupuk nitrogen dapat juga menjadi nitrogen organik ditubuh ikan atau udang melalui rantai makanan. Walaupun demikian sejumlah ammonia ditambahkan ketambak sebagai pupuk, proses nitrifikasi tidak mengurangi keuntungan dari pemupukan, karena nitrat sebagai sumber nitrogen bagi phytoplankton.
Pakan dan sampah nitrogen
Udang dan ikan selalu makan apa yang diberikan padanya, sejumlah besar dari pakan diabsorbsi melalui saluran pencernaan dan dirubah menjadi biomas  dan sisanya dikeluarkan dalam bentuk feces. Pakan yang tidak termakan dan  feces, didekomposisi dan melepaskan karbon dioksida, ammonia dan nutrisi anorganik lainnya.
Semua nitrogen yang terkandung dalam pakan dan tidak dapat dirubah menjadi biomas akan potensial  terlepas sebagai ammnonia dalam air.
Pakan dalam budidaya memiliki range protein antara 25 s/d 40 % , sedangkan ikan dan udang mengandung 14 – 18 % protein kasar. Nitrogen dan protein kasar mempunyai hubungan dengan persamaan sebagai berikut :
% protein kasar = % Nitrogen X 6,25
Jika produksi ikan 1000 kg  dengan kandungan protein kasar 15 % ( 2.40% nitrogen) di tambak 2000 m3 air dan menggunakan pakan 2000 kg dengan protein kasar 32 % (5,12 % nitrogen). Input nitrogen  menjadi 102,4 kg (2000 kg X 0.0512) dan 24 kg nitrogen yang dikonversikan menjadi biomas ikan (1000 kg X 0,024), jadi ada 78.4 kg nitrogen   ( 102.4 kg nitrogen pakan – 24 kg nitrogen pada ikan) yang masuk ke air menjadi amoniak. Ini contoh yang menunjukkan 23.4 % dari nitrogen pakan dikonversikan secara kurang baik menjadi biomas ikan, tapi masih bisa ditingkatkan menjadi lebih dari 40 %.
Apabila semua potensial nitrogen yang dihasilkan dari 2000 kg pakan masuk kedalam 2000 m3 air, maka konsentrasi amoniak nitrogennya mencapai 39 mg/liter.
Tergantung pada spesies dan pH dan temperatur air, konsentrasi ammonia nitrogen 2 – 10 mg/liter dapat beracun. Untungnya, nitrifikasi dan proses alami lainnya seperti volatilisasi, pengambilan oleh mikroorganisme dan hilangnya akibat pembuangan air selalu mencegah konsentrasi akumulasi potensial maksimum.
Nitrifikasi dan keasaman
Nitrat tidak toksik, tapi proses nitrifikasi mengkonsumsi oksigen terlarut dan menjadi sumber menurunkan keasaman air sehingga mempengaruhi nilai alkalinitas. Nitrifikasi menyumbang 30 -40 % kebutuhan oksigen terlarut.
Pabrik pupuk melaporkan keasaman dari pupuk ammonium yang dipakai memerlukan kalsium karbonat seperti ditunjukkan pada tabel 1.
Pada dosis pemupukan ditambak 50 – 100 kg/Ha/siklus akan memproduksi keasaman yang membutuhkan kalsium karbonat sama dengan 80.5-160 kg/Ha/siklus.
Tingkat keasaman dapat menjadi problem serius dengan konsentrasi alkalinitas dibawah 20 mg/liter, sehingga pemberian kapur secara periodik dibutuhkan untuk menghindari .
Pemberian kalsium karbonat (Ca CO3)
Input nitrogen yang diberikan ketambak dalam bentuk pakan lebih tinggi dari pada aplikasi pupuk nitrogen. Jumlah kalsium karbonat yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
CaCO3 (kg) = Pemberian Pakan (kg) X Protein kasar pakan (%) X 0.01285
Ditambak yang memproduksi 5000 kg udang/Ha/siklus dengan pakan 35 % protein dab FCR 2, maka kalsium karbonat  diperlukan 4.498 kg/Ha.  Dalam sistem yang menggunakan air sirkulasi, pemberian 1000 kg pakan per hari dengan protein 30% maka memerlukan kalsium karbonat 385 kg/Ha/hari.
Dalam sistem intensif, proses nitrifikasi dapat menyebakan penurunan nilai pH dan alkalinitas secara cepat, sehingga diperlukan aplikasi kalsium karbonat yang reguler.
Nitrifikasi adalah proses alami dan bakteri nitrifikasi terdapat dimana-mana, jadi tidak perlu menambahkan ke dalam sistem yang ada tapi untuk permulaan terutama pada air laut diperlukan untuk mempercepat pengembangbiakannya.
Nitrifikasi dapat terjadi pada pH rendah, tapi terbaik dengan pH mendekati 8, sehingga pemberian kapur secara reguler dapat meningkatkan efektifitasnya. Konsetrasi oksigen terlarut yang rendah dapat dihubungkan dengan rendahnya kecepatan proses nitrifikasi, seperti contoh   tambak yang dimalam hari memiliki oksigen rendah akan mengandung amoniak yang tinggi dibandingkan dengan tambak yang dimalam hari mengandung oksigen tinggi, sehingga ketersediaan aerasi dimalam hari juga untuk meningkatkan proses nitrifikasi.
Toksisitas Nitrit
Dalam air tawar, toksisitas nitrit dapat dilawan dengan pemberian Sodium Chlorida (NaCl) dengan mengatur kandungan chloridanya. Chloride dapat mencegah penyerapan nitrit oleh insang ikan dan organisme air. Dengan rasio 20 : 1 chlorida dan nitrit dapat mencegah toksisitas  nitrit. Keracunan oleh nitri kurang dijumpai pada air payau dan laut.
Dalam system intensif, system Heterotrophic terdiri dari tingkat bakteri floc yang tinggi yang menggantikan jumlah phytoplankton yang besar, sehingga tidak dijumpai tingkat amonia yang ekstrem.
Amoniak dirubah dari dalam air menjadi biomas bakteri tapi tingkat proses nitrifikasi menjadi tinggi juga.

Di terjemahkan dari Nitrification Important Process In Aquaculture by Claude E.Boyd,Ph.D. 
#A3

FORMULA PEMBUATAN PAKAN IKAN LELE


PAKAN TAMBAHAN IKAN LELE:
Ikan rucah basah, ikan kering, magot (belatung), bekatul, ampas tahu, keong, bekicot, roti bekas, nasi aking, bangkai ayam, telur busuk rebus, sisa jeroan, sisa sayuran, dll.


PAKAN ROTI KUKUS
1. Telur itik dikopyok (mixer) sampai lumat dan berbuih,
2. Kemudian secara berangsur-angsur tambahkan tepung ikan, tepung terigu, tepung susu, dan diberi air sedikit demi sedikit, terus diaduk sampai merata.
3. Lalu adonan tersebut dikukus sampai masak selama 30 menit.
4. Roti kukus yang sudah masak diangin-anginkan.
5. Roti kukus yang telah dingin dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan kecil (sambil diremas-remas tambahkan campuran vitamin A, B, C dan D hingga merata).
6. Roti dapat disimpan dalam almari es selama 3 hari.


PAKAN EMULSI
1. Sebutir telur direbus sampai masak, kemudian diambil kuning telurnya dan larutkan kedalam air sebanyak 200 ml,
2. Sambil terus diaduk, tambahkan 40 gram tepung kedelai halus, 5 gram tepung sagu/kanji, dan 1 gram vitamin,
3. Panaskan larutan tersebut sambil tetap diaduk sampai diperoleh cairan kental seperti lem yang encer. Larutan siap digunakan setelah dingin.
4. Masa simpan larutan 10 jam dan digunakan untuk pakan burayak ikan yang berumur 3 – 20 hari.


PAKAN SUSPENSI
1. 20 gram kedelai direbus sampai masak agar zat penghambat tumbuhnya hilang, lalu dihaluskan dan diberi air sedikit demi sedikit, kemudian disaring dengan kain mori halus,
2. Telur itik direbus (yang digunakan hanya bagian kuning telurnya saja),
3. Larutan sari kedelai dan larutan kuning telur dicampur dan diaduk merata,
4. Digunakan untuk pakan burayak ikan.


Pakan alternatif berbahan cacing tanah
Komposisi nutrisi cacing tanah :
Protein kasar 60 – 72%, lemak 7 - 10%, abu 8 - 10%, Energi 900 - 4100 kalori/gram
Untuk membuat tepung cacing :
1. Cacing segar dipisahkan dari medianya,
2. Cacing segar dicuci, dibilas dg air bersih, lalu ditimbang,
3. Cacing segar dijemur pada panas matahari (diatas seng) selama 24 jam (suhu udara 32 - 35°C)
4. Cacing yang sudah kering kemudian dibuat tepung dengan menggunakan penggiling tepung,
5. Tepung cacing ditimbang dan siap digunakan.

Untuk mendapatkan pellet dengan kandungan protein 35%, susunan pakan adalah :
• Tepung cacing 47%
• Telur ayam 20%
• Terigu 14%
• Dedak halus 18%
• Kanji 1%


Pembuatan Pakan Ikan Sederhana 

PAKAN IKAN SEDERHANA

Pakan buatan bagi ikan dapat diartikan sebagai pakan yang dibuat dalam skala industri dengan komposisi nutrisi dan gizi sesuai dengan kebutuhan ikan dan diberikan untuk menyuplai makanan pada kolam dengan tingkat ketersediaan pakan alaminya yang telah menipis atau habis sama sekali. Pakan merupakan salah satu parameter yang cukup penting dalam suatu usaha budidaya ikan, karena merupakan penyumbang biaya produksi yang paling besar dibandingkan parameter lainnya.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan. Untuk dapat tumbuh dengan baik, ikan pada umumnya membutuhkan nutrien/gizi yang lengkap. Aspek kebutuhan gizi pada ikan adalah sama dengan makhluk hidup lain, yaitu : protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral agar dapat melakukan proses fisiologi dan biokimia selama hidupnya.
Jenis bahan baku pakan ikan yang biasa digunakan :

- Bekatul / Dedak Halus :
Bekatul mudah diperoleh dari tempat penggilingan padi dan harganya relatif murah. Bahan yang dipilih harus mempunyai tekstur yang halus, tidak berbau apek dan memiliki warna yang segar, sehingga bila digenggam terasa lembut dan gumpalan yang terbentuk setelah digenggam mudah pecah. Bekatul segar berbau mirip beras (tidak tercium bau apek)

- Tepung Ikan :
Tepung ikan harus berkualitas baik, bila diamati berwarna kuning kecoklatan, bersih tidak tercampur dengan kotoran lain, berbau khas seperti ikan kering tidak tengik ataupun asam. Ikan rucah (tidak bernilai ekonomis penting) dan sisa hasil pengolahan biasanya merupakan bahan baku yang penting untuk pembuatan tepung ikan. Penggunaan tepung ikan didalam pakan komersial biasanya berkisar antara 10 – 40 %

- Bungkil Kedelai :
Bungkil kedelai atau ampas tahu yang berada di pasaran biasanya masih basah atau setengah basah, oleh karena itu harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur. Bungkil kedelai digunakan sebagai pengganti tepung kedelai yang merupakan sumber protein nabati, tepung kedelai memiliki profil asam amino terbaik. Penggunaannya didalam pakan komersial berkisar antara 10–25%.
Tepung Kepala Udang :
Segala macam jenis tepung udang kering dapat digunakan untuk komponen pembuatan pakan ikan.

- Minyak Ikan :
Gunakan minyak ikan yang masih baik, yaitu berbau khas minyak ikan (amis & tidak tengik) dan selaput pembungkusnya tidak rusak.

- Sumber Mineral dan Vitamin :
Ada bermacam – macam sumber mineral dan vitamin yang dijual di pasaran antara lain aquamik, premik, garam mineral, vitamin C, vitamin B kompleks dan lain – lain.

Cara Meramu dan Mencampur Bahan :
Bahan pakan berupa dedak halus (kandungan protein 10% - 16%) dan tepung ikan (50% - 60%). Jika rerata kadar protein bekatul dan tepung ikan adalah 13% dan 55%, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Protein Basal Bekatul (dedak halus) : 13%
b. Protein Suplemen (tepung ikan) : 55%
c. Protein pakan yang dikehendaki : 25%
Jumlah bekatul dan tepung ikan yang dibutuhkan dihitung menurut selisih persentase kandungan (kadar) protein yang dikehendaki.

Formulasi Ransum Pellet buatan Pabrik
Bahan : Kosentrasi (%) , Takaran (Kg/lt)
1. Bekatul/dedak halus : 50% , 50 kg
2. Tepung Ikan : 10% , 10 kg
3. Bungkil Kedelai : 10% , 10 kg
4. Tepung Jagung : 25% , 25 kg
5. Tepung Kepala Udang : 5% , 5 kg
6. Minyak Ikan : - , 0.05 liter
7. Garam mineral : - , 0.05 kg
8. Kalsidol + Vit A : - , 0.05 kg

Analisa Ekonomis Formulasi Pelet Sederhana
100 kg bekatul : Rp.120.000
100 kg ikan rucah : Rp.150.000
1 bungkus perekat : Rp.15.000
Vitamin : Rp.17.000
Petis ikan/minyak ikan : Rp. 7.500
Tenaga Kerja : Rp.105.000
Bensin : Rp. 5.000
JUMLAH : Rp 420.000
Perbandingan antara Formula Pabrik dg pakan buatan sederhana
Pakan Pabrik vs Pakan Buatan sendiri
Padat Tebar = 15.000 ekor : 15.000 ekor
Waktu Pemeliharaan = 60 hari : 67 hari
Jumlah Pakan = 1.200 kg : 1.500 kg
Biaya = Rp 8.040.000 : Rp 5.040.000
Hasil Panen = 1.000 kg : 1.000 kg
Selisih : Rp 3.000.000

#A3

PEMBESARAN LELE SYSTEM BOSTER


Sebelum benih ditebar, lakukan sterilisasi air kolam dengan BOSTER AQUASEPTIK atau BOSTER BLUE COPPER dengan dosis 1 ppm atau 1 tutup dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam ukuran 10 m3 kemudian diamkan selama 2 - 3 hari. Pada kolam tanah , lakukan pengolahan lahan dengan cara pengeringan dan penebaran BOSTER MANSTAP untuk meningkatkan pH tanah dan mengembalikan unsur hara tanah yang baik untuk memacu tumbuhnya pakan alami pada awal budidaya.

UMUR : 1 - 5

  • SUPPLEMENT : BOSTER VITALIQUID + BOSTER FISH IMUNOVIT
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 5 ml BOSTER VITALIQUID / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan ; >> 2 - 3 ml BOSTER FISH IMUNOVIT / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan.
  • FUNGSI : *BOSTER VITALIQUID : >> Menambah nutrisi pakan, memacu pertumbuhan benih; *BOSTER FISH IMUNOVIT : >> Meningkatkan daya tahan atau antibodi ikan, mengurangi stress karena perubahan lingkungan.
  • TREATMENT AIR : BOSTER PLANKTOP
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : 5 ppm atau 1 tutup untuk kolam untuk kolam ukuran 2 m3, dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata ke seluruh bagian kolam sehari sebelum ikan di tebar.
  • TUJUAN : >> Pemupukan perairan kolam; >> Merangsang tumbuhnya plankton sebagai pakan alami benih dan menjaga kestabilan perairan; >> Menambah pasokan oksigen pada siang hari; >> Menguraikan gas-gas beracun
UMUR : 6 - 10
  • SUPPLEMENT : BOSTER VITALIQUID BOSTER FISH IMUNOVIT
  • DOSIS DAN CARA PAKAI :  sda ( sama dengan atas )
  • FUNGSI : sda
  • TREATMENT AIR : BOSTER AQUAENZYM
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : 1 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam 2 m3 ( tebar pada hari ke-6 )
  • TUJUAN : >> Menguraikan sisa pakan, kotoran ikan dan lumut yang kerap muncul diawal budidaya; >> Memacu pertumbuhan plankton
UMUR : 11 - 15 
  • SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 2 - 3 gr BOSTER PREMIX AQUAVITA / kg pakan atau 1 sendok kecil dicampur dengan pakan 1 kg; >> 2 - 3 gr BOSTER GROTOP / kg pakan atau 1 sendok kecil dicampur dengan pakan 1 kg
  • FUNGSI : *BOSTER PREMIX AQUAVITA : >> Multivitamin lengkap untuk menambah asupan gizi pada pakan, >> Meningkatkan nafsu makan dan mempercepat pertumbuhan; *BOSTER GROTOP : >> Vitamin dan Enzym yang membantu pencernaan dan penyerapan sari-sari pakan secara optimal.
  • TREATMENT AIR : BOSTER BLUE COPPER
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : 0,5 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan angkat ikan yang sakit lalu di celup-celupkan sebentar 2 - 3 kali kedalam larutan. JANGAN DIRENDAM.                                     UNTUK TREATMENT AIR : gunakan dosis 1ppm  ( 1 ml/ton air) 1cc untuk kolam 1 m3
  • TUJUAN : >> Mengurangi tumbuhnya koloni bakteri patogen ( pembawa penyakit ); >> Mengurangi kepadatan plankton; >> Mestabilkan kualitas air budidaya; >> Memberantas jamur dan parasit yang menempel pada tubuh ikan.
UMUR : 16 - 20

  • SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : sda
  • FUNGSI : sda
  • TREATMENT AIR : BOSTER PLANKTOP
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : 2 ppm atau 1 tutup dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam seluas 5 m3 ( tebar pada hari ke-16)
  • TUJUAN : >> Menstabilkan pH ( keasaman ) air kolam; >> Regenerasi plankton baru sehingga air nampak segar kembali.
UMUR : 21 - 25

  • SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : sda
  • FUNGSI : sda
  • TREATMENT AIR : BOSTER AQUAENZYM
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : 1 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam 2 m3 ( tebar pada hari ke-21 )
  • TUJUAN : >> Menguraikan sisa pakan, kotoran ikan, dan lumut yang kerap muncul diawal budidaya; >> Memacu pertumbuhan plankton; >> Menstabilkan kualitas air
UMUR : 26 - 30
  • SUPPLEMENT : BOSTER FISH IMUNOVIT BOSTER GROTOP
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 2 - 3 ml BOSTER FISH IMUNOVIT / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan ; >> 2 - 3 gr BOSTER GROTOP / kg pakan atau 1 sendok kecil di campur dengan pakan 1 kg.
  • FUNGSI : *BOSTER FISH IMUNOVIT : >> Meningkatkan daya tahan atau antibodi ikan terhadap serangan penyakit dan perubahan cuaca; *BOSTER GROTOP : >> Vitamin dan Enzym yang membantu pencernaan dan penyerapan sari-sari pakan secara optimal
  • TREATMENT AIR : BOSTER BLUE COPPER
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : 0,5 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam 10 m3 ( tebar pada hari ke-28 )
  • TUJUAN : >> Mengurangi tumbuhnya koloni bakteri pathogen ( pembawa penyakit ); >> Mengurangi kepadatan plankton; >> Menstabilkan dan sterilisasi air budidaya.
UMUR : 31 - 35
  • SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : sda
  • FUNGSI : sda
  • TREATMENT AIR : BOSTER SEL MULTI
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : 5 ppm atau 1 tutup untuk kolam ukuran 2 m3, dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata ke seluruh bagian kolam ( tebar pada hari ke-31 )
  • TUJUAN : >> Menumbuhkan koloni bakteri strain positif ( bakteri menguntungkan ) guna merombak perairan dasar kolam yang telah dipenuhi timbunan sisa pakan dan kotoran; >> Mengurangi bau dan kepekatan air kolam; >> Mengembalikan kesuburan dan kesegaran perairan.
UMUR : 36 - 40
  • SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : sda
  • FUNGSI : sda 
  • TREATMENT AIR : BOSTER PLANKTOP
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : 2 ppm atau 1 tutup dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam seluas 5 m3 ( tebar pada hari ke-36 )
  • TUJUAN : >> Menstabilkan pH ( keasaman ) air kolam; >> Regenerasi plankton baru sehingga air nampak segar kembali
UMUR : 41 - 45
  • SUPPLEMENT : BOSTER FISH IMUNOVIT + BOSTER AMINO LIQUID
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 2 - 3 ml BOSTER FISH IMUNOVIT / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan ; >> 2 - 3 ml BOSTER AMINO LIQUID / kg pakan atau 1 tutup / 5 kg pakan
  • FUNGSI : *BOSTER FISH IMUNOVIT : >> Meningkatkan daya tahan atau antibodi ikan terhadap serangan penyakit dan perubahan cuaca; *BOSTER AMINO LIQUID : >> Merangsng nafsu makan melalui aroma atractan; >> Menambah kandungan protein pada pakan; >> Mempercepat pertumbuhan dan daging menjadi padat ( tidak gembos )
  • TREATMENT AIR : BOSTER BLUE COPPER
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : 0,5 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam seluas 10 m3 ( tebar pada hari ke-42 )
  • TUJUAN : >> Mengurangi tumbuhnya koloni bakteri pathogen ( pembawa penyakit ); >> Mengurangi kepadatan plankton; >> Menstabilkan dan sterilisasi air budidaya
UMUR : 46 - 55
  • SUPPLEMENT : BOSTER AMINO LIQUID + BOSTER GROTOP
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : sda
  • FUNGSI : sda
  • TREATMENT AIR : BOSTER SEL MULTI
  • DOSIS DAN CARA PAKAI : 5 ppm atau 1 tutup untuk kolam ukuran 2 m3, dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata keseluruh bagian kolam ( tebar pada hari ke-46 )
  • TUJUAN : >> Menumbuhkan koloni bakteri menguntungkan guna merombak perairan dasar kolam yang telah dipenuhi timbunan sisa pakan dan kotoran; >> Mengurangi bau dan kepekatan air kolam
#A3

MENGOBATI PENYAKIT IKAN LELE


PENYAKIT IKAN LELE " KUNING "
          
Penyakit Ikan LELE kuning merupakan penyakit yang meresahkan dikalangan para pembudidaya LELE. Dikarenakan penyakit ini menyerang disaat ikan LELE sudah dewasa atau menjelang panen. Karena selain kematian yang relatif banyak, ikan yang terserang penyakit ini tidak laku untuk dijual sehingga sangat merugikan.
CIRI - CIRI :
  • Seluruh tubuh ikan LELE kekuningan
  • Gerakan di air masih lincah, namun setelah dipanen dan jika penanganan panen tdak bagus, akan terlihat lemas dan bisa mati
  • Sering terjadi kematian massal dalam waktu yang relatif singkat.
PENYEBAB :
  • Kualitas air Budidaya kurang baik ( air bau dan keruh )
  • Penggantian air jarang dilakukan dan tidak pernah melakukan sterilisasi air kolam dengan menggunakan ANTISEPTIK , untuk mengurangi kepadatan bakteri.
  • Terlalu banyak penggunaan pakan ( over ) tanpa diimbangi dengan perawatan kualitas air
  • Pola pemberian pakan dengan proporsi limbah terlalu banyak seperti pakan ikan rucah, roti jamuran dan makanan busuk lainnya, memperkuat pengaruh mycotoxin yang terkandung dalam pakan limbah tersebut, sehingga menyebabkan fungsi kerja metabolisme ikan terganggu.
PENCEGAHAN :
  • Menjaga kwalitas air kolam budidaya dengan sering melakukan pembuangan dasar kolam sekitar 10% dari volume air, kemudian lakukan pengisian air kembali ( sirkulasi )
  • Lakukan proses STERILISASI pada kolam budidaya menggunakan BOSTER BLUE COPPER seminggu sekali untuk menjaga kepadatan bakteri dalam kolam
  • Gunakan PROBIOTIK, BOSTER AQUAENZYM 3 hari sekali untuk memperbaiki kwalitas air ( untuk menguraikan bahan organik dalam kolam).
  • Kurangi penggunaan pakan limbah ( ikan rucah, roti jamuran ) dan lakukan perebusan ( ikan rucah ) untuk mengurangi pencemaran.
  • Lebih memperhatikan management pakan, jangan sampai over penggunaan pakan.
  • Gunakan BOSTER PREMIX AQUAVITA, multivitamin campuran pakan untuk memperbaiki system metabolisme tubuh.
PENGOBATANBila terjadi kematian massal :
  • Sirkulasi air kolam 30 - 40 %, isi kembali air baru dan sterilisasi dengan BOSTER BLUE COPPER dosis 1 ppm
  • Gunakan inroflox 25% campur pakan, untuk pengobatan ikan selama 3 hari berturut-turut.
  • Setelah itu gunakan BOSTER GROTOP , karena mengandung Enzym protease, amylase yang berfungsi untuk memperbaiki proses pencernaan ikan, campur dengan pakan pellet
#A3

Komentar Terbaru

Just load it!